Dari Semua Pria, Aku Yang Juara

Lirik lagu yang membekas dipikiran akhir-akhir ini. Karena rasanya pas sekali dengan situasi dan keadaan saya sekarang. Mungkin sebagian dari kalian ngerasa saya kepedean. Mungkin ya ... mungkin, dan kalo memang iya kasih saya kesempatan buat lurusin sedikit, biar pikiran kalian gamikir begitu. Walaupun setelah baca ini tetap melenceng dari makna sebenernya, ya gapapa juga, karena saya tau kemampuan tiap orang beda-beda, termasuk dalam menyerap informasi atau bacaan.

'Dari semua pria aku yang juara' lirik dari lagu Naif ini artinya buat saya itu bukan saya yang terbaik dari semua pria dalam segala aspek. Namun, saya rasa, saya adalah sang Juaranya. Definisi juara menurut saya sekarang sepertinya berbeda, yang dipikiran kalian mungkin artinya adalah yang terhebat; dulu saya juga mikir begini. Seseorang yang berjuang, mencari perbandingan orang lain atau lingkungan untuk dilampaui. Berangkat untuk jadi terbaik dari yang terbaik.

Naif sekali menurut saya ketika ada orang yang masih membandingkan dirinya dengan orang lain atau lingkungannya, terpacu untuk terus berlomba-lomba. Berusaha menjadi terbaik dari seseorang yang ia pilih sendiri untuk ia jadikan tolak ukurnya, kemudian setelah terlampaui ia mencari lagi orang ataupun lingkungan yang bisa ia kejar dan lombakan. Repetisi yang tidak ada habisnya.

Dulu, saya sering memaksakan kehendak ke orang-orang sekitar, berusaha ngedesign mereka dengan apa yang saya inginkan. Tanpa saya sadari saya benturkan apa yang saya harapkan dengan realita. Berangkat dari pemahaman bahwa lingkungan yang baik akan ngebentuk saya lebih baik, saya lakuin ini semua.

Keinginan bisa jadi versi terbaik dari mereka yang saya harap adalah lingkungan yang baik, lalu saya lombakan diri saya dengan lingkungan tersebut. Karena dengan begitu ketika saya rasa saya menang, saya bisa ngeclaim bahwa saya adalah Juaranya. 

Saya lupa, ternyata sejauh ini saya menjadi orang yang egois, memaksakan lingkungan baik versi 'saya sendiri'. Tanpa sadar saya cuma cari lingkungan dengan cerminan diri saya. Lupa bahwa apapun kondisi yang ada selalu ada kacamata yang bisa digunain untuk liat hal-hal baik tanpa harus membentuk lingkungan yang berakhir dengan keterpaksaan. Sungguh keliru.

Sekarang, dengan diri saya sekarang, saya banyak belajar, ternyata definisi Juara saya yang kemarin itu keliru. Sekarang saya punya definisi juara saya sendiri. Juara itu adalah saat saya merasa saya hanya perlu menjalani apa yang perlu saya jalani tanpa membandingkan dengan yang lain, tanpa harus ada di lingkungan yang dikelilingi mereka yang saya harapkan, tanpa harus menuntut apapun. Juara adalah saat saya gaperlu bersaing dengan siapapun. Dan saya rasa itu adalah definisi juara yang sesungguhnya. 

Barang kali ini anomali. Jangan dikonsumsi. Tapi tetep ya "Dari semua pria Aku yang Juara".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belum ada judul

buah dari yang lalu